Kamis, 25 September 2014

Murid Hidayatullah Surabaya Kirim Surat ke Presiden RI

Surat suara hati ini dikirimkan bertepatan dengan Hari Hijab Internasional

ppasihidayatullah.blogspot.com – “Pak Presiden dan Pak Kapolri yang saya hormati. Tulisan saya ini mewakili wanita Indonesia yang berjilbab untuk mendukung Polisi Wanita yang ada dibawah jajaran bapak untuk memakai hijab. Jangan dihalangi.

Mereka berhijab karena panggilan hati. Berhijab adalah aturan Allah yang harus ditaati. Salam dari Adiba siswi SMP Putri Luqman al Hakim Hidayatullah Surabaya.”
Demikianlah salah satu isi surat yang ditulis oleh siswi SMP Putri Lukman al Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya, Jawa Timur. Surat tersebut adalah surat cinta dan penuh harap yang akan dikirimkan kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dan Kapolri, Bapak Jenderal Sutarman.
Siswi SMP Putri Luqman al Hakim Hidayatullah, Surabaya, Yustika Asih, menulis surat cinta tentang Undang-Undang Jilbab bagi Polwan kepada Kapolri Jenderal Pol Sutarman dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Hari Hijab Internasional.

“Hijab itu hak asasi yang harus dijunjung tinggi, karena itu saya berharap undang-undang hijab bagi polwan dituntaskan,” ucapnya saat menulis surat cinta itu di sekolahnya di kompleks Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya (8/9) lalu.

Dalam surat cintanya pada Hari Hijab Internasional yang jatuh setiap tanggal 4 September itu, ia mengharap dengan tulisan tangan yang ia hasilkan bisa memberi penguatan tentang kebebasan berhijab di lembaga manapun.

“Khususnya hijab bagi Polwan,” tukasnya tentang Hari Hijab Internasional (4 September) yang berdekatan dengan Hari Polwan pada setiap tanggal 1 September.

Pandangan Yustika itu juga didukung rekannya, Adiba Nurul Khoirina. “Pak Presiden dan Pak Kapolri yang saya hormati. Tulisan saya ini mewakili wanita Indonesia yang berjilbab untuk mendukung Polisi Wanita untuk memakai hijab. Jangan dihalangi,” ujar Adiba.

Baik Yustika maupun Adiba menegaskan bahwa mereka berhijab karena panggilan hati, selain berhijab juga merupakan aturan Allah yang harus ditaati untuk kebaikan kaum perempuan itu sendiri.

Langkah Yustika dan rekan-rekannya pun didukung Kepala SMP Putri Luqman al Hakim Hidayatullah, Surabaya, Amin Rahayu. “Momen Hari Hijab Internasional itu tepat untuk menegaskan pentingnya hijab, sekaligus dukungan bagi Polwan Indonesia yang ingin berhijab dalam bekerja,” tandasnya. (prs/hio)

Senin, 22 September 2014

Sosialisai Guru Mts Al-Falah Hidayatullah Parit Panglong Kab.Tanjab Barat

Prinsip dasar pengajaran dalam konsep pendidikan berbasis Tauhid

Sub Tema

"Guru dan orang tua harus dekat dengan Allah.SWT. menjaga kebersihan jiwa dan meninggalkan segala bentuk dosa dan kemaksiatan, karena jiwa yang kotor tidak akan mampu mengantarkan nilai pendidikan kepada anak-anak".

Orang tua dan guru harus bekerja sama

Konsep seorang guru
  • Guru  yang Cerdas akan menjadikan anak didiknya bisa :
  1. Menguasai materi dan teori
  2. Bisa mendapatkan nilai yang bagus disetiap mata pelajaran.
Konsep orang tua
  • Orang tua yang Cerdas akan menjadikan anak-anaknya :
  1. Cerdas agamanya
*siapa dirinya ? (Mengenali diri)
*mau kemana dia ?
*apa tujuan hidupnya ?
*kemana dia akan kembali ?


Narasumber :

Ustad. Cik Meron

{ Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Hidayatullah Jambi}
{ Ketua Learning Centre Jambi }


Sosialisai Guru Mts Al-Falah Hidayatullah Parit Panglong Kab.Tanjab Barat

Tanggal
21 September 2014

Dihadiri oleh 20 Ibu dan Bapak guru Mts Al-Falah Hidayatullah
dan tamu undangan lainnya.

Selasa, 16 September 2014

Harta,Hidup,Cantik,Kekuasaan,Pangkat dan Semua di Dunia Hanya Sementara



Senin, 15 September 2014

PROFESI GURU DALAM PANDANGAN KACA MATA ISLAM

PROFESI GURU DALAM PANDANGAN
KACA MATA ISLAM
 

Oleh: Ust. Abu Usamah Imron,
(Pengurus dan aktivis  Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah Propinsi Jambi)
 
A. Muqaddimah
Manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk memilih pekerjaan mana yang disukai dan paling cocok bagi dirinya. Allah tidak pernah melarang manusia untuk mengerjakan apa saja, sepanjang pekerjaan tersebut tidak bertentangan dengan syariat agama, dan syukur apabila pekerjaan tersebut mendatangkan manfaat bagi sesama.

Satu hal yang diperintahkan Allah kepada manusia adalah bekerja dengan keras, karena Allah sendiri yang akan memeriksa amal manusia. Hal tersebut tersurat dalam Q.S. At-Taubah ayat 105 yang berbunyi:
“Dan katakanlah:
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu,
dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang
ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan”







B. Uraian Materi Inti    

1. Kemuliaan Sang Guru
Diantara berbagai pekerjaan yang ada di muka bumi ini, guru adalah salah satu pekerjaan yang sangat mulia. Pekerjaan yang akan membawa diri seseorang menikmati sadaqah jariyah (melalui ilmu) yang tidak berkeputusan, bahkan hingga kelak orang (guru) tersebut meninggalkan dunia yang fana ini.
Menjadi guru adalah pekerjaan yang sangat mulia, karena guru adalah pewaris pekerjaan Rasulullah SAW. Hal ini disebutkan dalam salah satu hadist Nabi: “Sesungguhnya saya diutus ke dunia ini untuk mengajar.”. Karena itulah para ulama’, para Kyai senantiasa menyempatkan diri untuk mengajar dan mendidik para santrinya. Hal itu karena adanya dorongan untuk mengikuti jejak Rasulullah, dan juga meneruskan apa yang menjadi cita-cita Rasulullah SAW, yakni: Innama buitsu liutammima makarimal akhlak, “Sesungguhnya aku diutus ke bumi ini untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”.
Guru menjadi pekerjaan yang sangat mulia, karena apa yang dikerjakan guru memiliki nilai sosial yang tinggi dalam membentuk masyarakat, dengan memberikan sumbangan ilmu melalui generasi penerus bangsa. Itu sebabnya ustadz ditempatkan pada porsi yang luar biasa, guru dalam pandangan orang Jawa dipandang sebagai sosok yang bisa digugu dan ditiru bahkan sebutan “pahlawan tanpa tanda jasa”, disematkan kepada diri para guru. Begitu mulianya pekerjaan seorang guru, hingga Sayyidina Ali r.a. menyampaikan pesan: “Hormatilah gurumu walau ia hanya mengajarimu satu ayat.”
Kemuliaan profesi sebagai guru dalam pandangan Islam juga tidak terlepas dari keberadaan Islam sebagai agama yang menjadikan menuntut ilmu dan mengajarkan sebagai suatu kewajiban. Maka orang yang sengaja tidak menuntut ilmu atau mengajarkannya akan diancam syara’ dengan siksaan, dan yang menyembunyikan ilmu yang bermanfaat akan dikekang pada hari kiamat dengan kekang yang terbuat dari api neraka. Dengan begitu Islam telah membebani kepada para guru dan orangtua dengan tanggungjawab yang besar dalam pengajaran. Hal ini tersurat dalam beberapa ayat-ayat Allah di dalam Al-Qur’anul Karim. (Q.S. At Taubah:122).

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu
dapat menjaga dirinya.
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan
apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan
(yang jelas) dan petunjuk,
setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab,
mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk)
yang dapat mela'nati. (Q.S. Al Baqarah:159)

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan
apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya
dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya
tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api
dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat
dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka
siksa yang amat pedih. (Al Baqarah:174)

2. Imbalan Yang Sesungguhnya
Menjadi guru dan telah mengajarkan sesuatu yang baik pun belum dapat dipastikan akan mendapat pahala di sisi Allah manakala orang yang bersangkutan hanya bisa menyampaikan dan tidak mau mengerjakan. Hal ini tersebut dalam ayat Allah:
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan
apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
 (Q.S. Ash Shaff:3).

Akan tetapi jika seorang guru benar-benar mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik dan benar, dan memberikan tauladan dari apa yang telah disampaikan kepada anak didik, maka Allah menjanjikan pahala bagi guru yang bersangkutan. Rasulullah SAW menyampaikan dalam salah satu Hadistnya:
                                                 
“Sepatah perkataan yang baik
yang didengar oleh seorang mukmin
lalu diajar dan diamalkanny  lebih baik daripada ibadah setahun”.
“Sesungguhnya Allah, para malaikat, isi langit dan bumi hingga semut di dlm lubang dan ikan dalam laut, semuanya berdoa dan mendoakan orang-orang yang mengajar manusia”
 (H.R. At-Turmizi)

3. Bekerja dan Beribadah
Saat ini profesi guru semakin dihargai oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Melalui Undang-Undang tersebut tingkat kesejahteraan guru dapat lebih terjamin, karena dengan adanya sertifikasi dapat meningkatkan penghasilan guru dua kali lipat, bahkan lebih. Akan tetapi jangan pernah menjadikan nilai gaji sebagai ukuran dalam bekerja. Niatkanlah setiap pekerjaan sebagai ibadah. Sebab dengan begitu apa yang kita kerjakan akan mendapat penilaian yang mulia di sisi Allah, dan akan dibalas dengan pahala yang setimpal.

“Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu,
upahku tidak lain hanya dari Tuhan semesta alam.” (Q.S. Asy-Syu’araa: 109)

Jika dalam bekerja seorang guru diniati dengan ibadah, maka apa yang dia lakukan akan senantiasa dilandasi dengan keikhlasan, dan tidak akan menganggap diri penuh jasa dan penuh kebaikan pada orang lain. Apalagi menginginkan orang lain tahu akan jasa dan kebaikan dirinya, lalu berharap agar orang lain menghargai, memuji, dan membalasnya. Karena jika hal itu yang terjadi maka berarti orang tersebut sedang membangun penjara bagi diri sendiri dan sedang mempersiapkan diri mengarungi samudera kekecewaan dan sakit hati.

Ketahuilah bahwa semakin banyak kita berharap sesuatu dari selain Allah SWT, maka semakin banyak kita akan mengalami kekecewaan. Karena, tiada sesuatu apapun yang dapat terjadi tanpa ijin Allah. Sesudah mati-matian berharap dihargai makhluk dan Allah tidak menggerakkan orang untuk menghargai, maka hati ini akan terluka dan kecewa karena kita terlalu banyak berharap kepada makhluk. Belum lagi kerugian di akhirat karena amal yang dilakukan berarti tidak tulus dan tidak ikhlas, yaitu beramal bukan karena Allah.

Selayaknya kita menyadari bahwa yang namanya jasa atau kebaikan kita terhadap orang lain, sesungguhnya bukanlah kita berjasa melainkan Allah-lah yang berbuat, dan kita dipilih menjadi jalan kebaikan Allah itu berwujud. Sesungguhnya terpilih menjadi jalan saja sudah lebih dari cukup karena andaikata Allah menghendaki kebaikan itu terwujud melalui orang lain maka kita tidak akan mendapat ganjarannya.

Seorang guru juga harus bisa menahan diri dari ujub dan merasa berjasa kepada murid-muridnya. Karena memang kewajiban guru untuk mengajar dengan baik dan tulus. Dan memang itulah rizki bagi seseorang yang ditakdirkan menjadi guru. Karena setiap kebaikan yang dilakukan muridnya berkah dari tuntunan sang guru akan menjadi ganjaran tiada terputus dan dapat menjadi bekal penting untuk akhirat. Kita boleh bercerita tentang suka duka dan keutamaan mengajar dengan niat bersyukur bukan ujub dan takabur.
Seorang guru juga perlu lebih hati-hati menjaga lintasan hati dan lebih menahan diri andaikata ada salah seorang murid kita yang sukses, menjadi orang besar. Para guru biasanya akan sangat gatal untuk mengumumkan kepada siapapun tentang jasanya sebagai guru murid yang sukses plus kadang dengan bumbu penyedap cerita yang kalau tidak pada tempatnya akan menggelincirkan diri dalam riya dan dosa.

4. Himbauan
Mari kita bersungguh-sungguh untuk terus berbuat amal kebajikan sebanyak mungkin dan sesegera mungkin. Setelah itu mari kita lupakan seakan kita tidak pernah melakukannya, cukuplah Allah yang Maha Melihat saja yang mengetahuinya. Allah SWT pasti menyaksikannya dengan sempurna dan membalasnya dengan balasan yang sangat tepat baik waktu, bentuk, ataupun momentumnya. Salah satu ciri orang yang ikhlas menurut Imam Ali adalah senang menyembunyikan amalannya bagai menyembunyikan aib-aibnya.
Bagi para guru saya juga berpesan agar senantiasa bekerja dengan professional, dan selalu menjaga mutu dari pekerjaanya. Contohlah perbuatan Rasulullah SAW yang selalu terjaga mutunya. Begitu mempesona kualitasnya. Shalat beliau adalah shalat yang bermutu tinggi, shalat yang prestatif, khusyuk namanya. Amal-amal beliau merupakan amal-amal yang terpelihara kualitasnya, bermutu tinggi, ikhlas namanya. Demikian juga keberaniannya, tafakurnya, dan aneka kiprah hidup keseharian lainnya. Seluruhnya senantiasa dijaga untuk suatu mutu yang tertinggi.
Tidak heran kalau Allah Azza wa Jalla menegaskan,
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah ..."
(QS. Al Ahzab [33] : 21)
Ingatlah bahwa "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia
menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar
 dan beriman kepada Allah ...!’  (QS. Ali Imran : 110).

B. Penutup
Oleh karena itu, bagi Anda yang dikaruniai kesempatan menjadi guru dan mengharapkan dicintai dan dihormati muridnya, jangan pernah membuat bosan murid ketika mengajar di kelas, Laksanakan pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan, dan selalu dilandasi dengan upaya untuk menciptakan murid-murid yang cerdas dan berpikiran maju. Contohlah Rasul dalam mengajar. Bagaimana cara Rasul mengajar? Ternyata Rasulullah mengajar dengan penuh kelembutan, kasih-sayang, dan sangat ingin para sahabatnya menjadi maju.

Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya,
"Dan sesungguhnya Rasul Allah itu menjadi ikutan (tauladan) yang baik untuk kamu
dan untuk orang yang mengharapkan menemui Allah di hari kemudian
dan yang mengingati Allah sebanyak-banyaknya."
(Q.S. Al Ahzab: 21).


Anggaran Oprasional PPASI

IP = Rp.150.000 x 54 orang = Rp.8.100.000
(Infaq Pendidikan)

UM = Rp.250.000 x 54 orang = Rp.13.500.000
(Uang Makan)

HG = Rp.1.500.000 x 7 orang = Rp. 10.500.000
(Honorel Guru

HKS = Rp.2.000.000 x 5 orang = Rp.10.000.000
(Honorel Kepala Sekolah (TK-SD-SMP-SMA-KDM)

SK= Rp.500.000 x 4 orang = Rp.2.000.000
(Staf Kantor)

Listrik = Rp. 1.000.000
Telpon = Rp. 1.500.000
Lain-lain tak terduga = Rp.3.400.000

Total Anggaran Oprasional/Bulan Pusat Pendidikan Anak Shaleh Yayasan Hidayatullah Muaro jambi.

Rp.50.000.000,-

Jumat, 12 September 2014

Visi dan Misi PPASI

VISI
Mewujudkan Generasi Bangsa Yang Berkualitas, Tangguh dan Bermutu
MISI
Mendidik Generasi Yang Shaleh, Cerdas dan Terampil

Rabu, 10 September 2014

Tentang Hidayatullah

Mukadimah

Hidayatullah awalnya sebuah pondok pesantren yang berdiri di atas lahan wakaf seluas 120 hektar di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur. Pondok pesantren ini didirikan oleh Ust Abdullah Said pada 7 Januari 1973.

Dalam perkembangannya, Ust Abdullah Said mengirimkan santri-santrinya untuk berdakwah ke berbagai daerah di seluruh Indonesia, khususnya daerah-daerah minoritas Muslim.

Di tempat tugas yang baru, para santri Hidayatullah tak sekadar berdakwah, tetapi juga membangun cabang pondok pesantren Hidayatullah.

Pada akhirnya, tersebarlah ke lebih dari 100 kabupaten di seluruh Indonesia dalam bentuk pondok pesantren tersebut. Fokus kegiatannya adalah sosial, pendidikan, dan dakwah.

Pada Musyawarah Nasional (Munas) Pertama Hidayatullah, 9–13 Juli 2000, di Balikpapan, Hidayatullah mengembangkan menejemennya menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) dan menyatakan diri sebagai gerakan dakwah dan perjuangan Islam.

Dalam perkembangan selanjutnya, ormas Islam Hidayatullah berubah menjadi Perkumpulan Hidayatullah. Keanggotaan, misi, visi, dan konsep dasar gerakan bersifat terbuka.

Sejalan dengan itu, kader-kader Hidayatullah yang sudah tersebar di seluruh penjuru tanah air mulai membentuk Pimpinan Cabang (PC), Pimpinan Daerah (PD) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW). Hingga tahun 2013 ini, Hidayatullah sudah memiliki 33 DPW, 287 PD dan 70 PC. Jumlah DPC, PR dan PAR tidak dicantumkan karena pertumbuhannya yang terus berubah.

Sejak 1978 Hidayatullah melakukan pengiriman da’i ke seluruh Indonesia dan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (STIEHID) di Depok, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) di Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STISID) di Balikpapan sebagai lembaga pendidikan untuk pengkaderan da’i dengan memberlakukan beasiswa penuh (biaya pendidikan dan biaya hidup) bagi mahasiswa dengan pola ikatan dinas. Da’i ini kemudian mendapatkan tunjangan maksimal hingga 3 tahun atau sampai mereka mampu menjadi pelaku ekonomi di tempatnya berada.

Mulai tahun 1998 lembaga pendidikan kader da’i ini telah menghasilkan lulusan dan telah mengirimkan da’i ke berbagai daerah terutama Indonesia Bagian Timur dan Tengah. Setidaknya setiap tahun, Hidayatullah mengirimkan 150 da’i ke berbagai daerah di Indonesia dengan 50 di antaranya adalah lulusan strata satu dari lembaga pendidikan kader da’i.

Lembaga pendidikan Hidayatullah meliputi Taman Kanak-Kanak dan kelompok bermain pra sekolah, Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah di hampir semua Daerah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah setidaknya ada di setiap Wilayah dan 3 perguruan tinggi di Surabaya, Balikpapan dan Depok.

Pusat Pendidikan Anak Shaleh (PPAS) adalah institusi berupa pesantren bagi anak yatim piatu. Ada lebih dari 200 Pusat Pendidikan Anak Shaleh (PPAS) dengan jumlah anak yatim piatu dan tidak mampu dimana setiap PPAS menampung sekitar 150 orang anak.

Pada tahun 2013, Hidayatullah mendapat tambahan sebuah perguruan tinggi STT STIKMA Internasional Malang, yang dinaungi dibawah PW Hidayatullah Jawa Timur. Berbeda dengan Perguruan Tinggi Hidayatullah lainnya yang umumnya mempelajari ilmu agama, STT STIKMA Internasional Malang adalah perguruan tinggi yang mempelajari bidang Teknologi Informasi, Multimedia, Arsitektur, dan Komputerisasi Akuntansi. STT STIKMA Internasional Malang bergabung setelah yayasan yang lama, meng-hibah-kan lembaga STT STIKMA Internasional kepada ormas Hidayatullah.

Sebagai organisasi massa Islam yang berbasis kader, Hidayatullah menyatakan diri sebagai Gerakan Perjuangan Islam (Al-Harakah al-Jihadiyah al-Islamiyah) dengan dakwah dan tarbiyah sebagai program utamanya. Keanggotaan Hidayatullah bersifat terbuka, dimana usahanya berfungsi sebagai basis pendidikan dan pengkaderan.

Metode (manhaj nubuwwah’) Hidayatullah yaitu berpegang pada al Qur’an dan as-Sunnah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Hidayatullah berfokus pada pelurusan masalah aqidah, imamah dan jamaah (tajdid); pencerahan kesadaran (tilawatu ayatillah); pembersihan jiwa (tazkiyatun-nufus); pengajaran dan pendidikan (ta’limatul-kitab wal-hikmah) dengan tujuan akhir melahirkan kepemimpinan dan ummat.

Pesantren Hidayatullah

Pesantren-Pesantren Hidayatullah berfungsi sebagai tempat untuk mendalami ilmu. Pesantren ini dihuni santri yang tinggal di asrama, guru, pengasuh, pengelola dan jamaah Hidayatullah.

Pola pengajaran di Pesantren Hidayatullah adalah sistem pesantren modern, yaitu penggabungan mata ajaran umum Kemendikbud dan mata ajaran khusus atau keislaman (diniyah). Mata ajaran umum sama seperti mata ajaran pada sekolah – sekolah umum lainnya, contohnya matematika, fisika, kimia dan lain lain. Mata ajaran khusus yaitu mata ajaran yang berkaitan dengan keislaman, contohnya aqidah, fiqih, bahasa Arab, dan hafalan/tahfidz Al Qur’an, serta masih banyak lagi mata ajaran yang lain, sesuai dengan jenjang pendidikan dan letak kampus.

Selasa, 09 September 2014

Manhaj, Visi dan Misi

Hidayatullah adalah organisasi massa berbasis kader yang dibangun atas manhaj Sistematika Nuzulnya Wahyu, yaitu pemurnian akidah tauhid (al ‘Alaq ayat 1-5), khiththah hidup bersama al-Qur`an (al-Qalam ayat 1-7), tarbiyah ruhiyyah (al-Muzzammil ayat 1-7), gerakan dakwah (al-Muddatstsir ayat 1-7, dan membangun lingkungan Islami (al-Fatihah ayat 1-7).

Visi Hidayatullah adalah membangun peradaban Islam. Sedangkan misi Hidayatullah ada empat, yaitu:
  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya insani
  • Mengintensifkan pelayanan umat melalui aktivitas sosial, pendidikan, dan dakwah.
  • Mewujudkan kemandirian ekonomi.
  • Mendorong penegakan Islam pada tingkat individu, keluarga, masyarakat.

Senin, 08 September 2014

Kepengurusan

Kepengurusan Hidayatullah tingkat pusat adalah Dewan Pimpinan Pusat yang terdiri dari Dewan Syura, Pimpinan Pusat (PP), dan Majelis Pertimbangan Pusat. Ketiga unsur ini merupakan lembaga tinggi organisasi yang tunduk di bawah kebijakan Pimpinan Umum, KH. Abdurrahman Muhammad.

Ketua Umum Pimpinan Pusat dipilih melalui Musyawarah Nasional (Munas) lima tahun sekali. Struktur di bawah Pimpinan Pusat terdiri dari Pimpinan Wilayah (tingkat provinsi), Pimpinan Daerah (tingkat kabupaten/kota), Pimpinan Cabang (tingkat kecamatan) dan Pimpinan Ranting (tingkat Desa/Kelurahan).

Ketua Umum PP Hidayatullah periode 2010-2014 adalah Dr H Abdul Mannan dan Sekretaris Jenderal adalah Ir Abu A’la Abdullah, MHI. Majelis Pertimbangan Pusat terdiri atas sembilan orang dengan ketuanya Abdullah Ihsan. Sedang Dewan Syura terdiri atas 11 orang dengan ketuanya Drs Hamim Thohari M.Si.

Minggu, 07 September 2014

Struktur

Pimpinan Umum

Ust H Abdurrahman Muhammad

Dewan Syura

Drs. Hamim Thohari, M.Si

Abdul Aziz Qahar

Abdul Rahman, SE

Nashirul Haq

Nursyamsa Hadis

Aqib Junaid

Anshor Amiruddin

Hanifullah Hannan

Sholih Hasyim

Anwari Hambali

Abdul Kholiq

Majelis Pertimbangan Pusat Hidayatullah

Ust. Abdullah Ihsan

Ust. Usman Palese

Ust. Bukhori A. Wahid

Ust. Abdul Majid Aziz

Ust. Abdul Latief Usman

Ust. Amin Mahmud

Ust. Suharsono

Ust. Abdul Qadir Jaelani

Ust. M. Hasyim Hs

Dewan Pimpinan Pusat

Ketua Umum       

Dr.  Abdul Mannan, MM

Ketua Bid Organisasai dan Politik

Ir. Khairil Baits

Ketua Dept Perkaderan dan Pembinaan  

Drs. Hasan Rofidi

Ketua Dept Luar Negeri

Nasfi Arsyad, Lc

Ketua Dept Perkaderan

Ir. Ahkam Sumadiana

Ketua Bid Pelayanan Ummat

Drs. Tasyrif Amin, MPd.I

Ketua Dept Pendidikan

Drs. Ali Imran, Mag

Ketua Dept Da’wah

Shohibul Anwar, S.Pd.I, MHI

Ketua Dept Kesehatan                        

drg. Fathul Adhim

Ketua Dept Sosial                               

Drs. Wahyu Rahman

Ketua Bid Pengemb Ekonomi

A. Hasan Ibrahim, MA

Ketua Dept Keuangan

Asih Subagio, S.Kom

Ketua Dept Koperasi & Ekonomi Ummat

Ir. Muh. Musafir

Ketua Dept Pengelolaan Aset & BUMO

Ir. Omar Abu Khalid

Sekretaris Jenderal      

Ir. Abu A’la Abdullah M.HI

Sekretaris I

Ir. Candra Kurnianto

Sekretaris II

Abdul Muhaimin,S.Pi

Kepala Biro Humas

Ir. Mahladi

Kepala Biro Litbang            

Dudung Amadung Abdullah, M.PdI

Kepala Biro Legal               

Saifullah Hamid, SH

Bendahara Umum     

A. Hasan Ibrahim, MA

Bendahara  

Mohammad Islah, SE

Sabtu, 06 September 2014

Ruqyah Syar'iyyah

Penulis : Ustad. Dermawan Asad
Ahli Ruqyah Syariah
Editor Penulis : Darmadi

"Do'a adalah senjata umat muslimin", kekuatan do'a tidak hanya pada ketajamannya saja (lafadz ayat & do'a) namun juga kelihaiannya dalam memainkannya (cara & waktu), kekuatan tangannya (keyakinan) dan jika tak ada penghalang (hijab/dosa/syirik) maka senjata do'a itu akan menembus dan meluluhlantakan kekuatan sihir yang ghaib dengan kekuatan dari Yang Maha Ghaib".
Ikhwah fiddin, sahabatku yang dijalanan Islam yang diridhai Allah!
Salam bahagia untuk anda dan keluarga, mari kita senantiasa memuji Allah atas kesempurnaan penciptaan dan AlQur'an yang mengagumkan sebagai cahaya yang akan menuntun siapa saja yang ingin kembali kepada fitrah.
Ruqyah itu mudah, jika sesuai sunnah dan memurnikannya. Ruqyah Syar'iyyah adalah sebuah visualisasi dari tenaga ilahiyyah yang terpancar ketika Al Qur'an dibacakan dengan keyakinan, keikhlasan dan bersungguh-sungguh mengharapkan pertolongan Allah untuk meluluhlantakan kekuatan sihir yang mencuri kebahagiaan haqiqi seorang muslim, memperkosa fitrah untuk mendekat kepada Allah, untuk berketurunan dan mempertahankan diri. 
Ketika syaitan tidak mampu lagi mengganggu kita, maka dia akan mencari siapa saja yang lemah imannya di kalangan keluarga kita, termasuk anak yang memang secara mentalitas dan ruhaninya belum kuat. Baik karena pendidikan akidah dan spiritual yang kurang atau karena prilaku orang tua yang menyimpang dari syari'at, semisal memiliki perjanjian dan kerjasama dengan jin dimasa lalu demi mendapatkan kesaktian ataupun hal lain.
Sahabat fiddin..
Kenapa Allah mengizinkan hal ini terjadi?
Subhanallah, walhamdulillah. Gangguan jin, sihir dan ain pun sejatinya adalah ujian. Jika kita mampu bersabar hingga langkah terakhir menuju pintu syurga, tentu saja itu lebih baik, bahkan Rasulullah Saw mengabarkan bahwa penghuni syurga pun iri kepada hamba Allah yang diberi ujian sakit dan bersabar karena derajat mereka sangat tinggi di syurga nanti. Sungguh tidak ada tandingan bagi hamba Allah yang sabar, karena mereka disayang Allah di Dunia dan Akhirat. Hanya saja, adalah beda ketika Allah menyayang kita di akhirat nanti dan di dunia ini.
Ketika Allah menyayangi kita di dunia ini, ia akan memberikan kita cahaya pengetahuan untuk menyadarkan kita tentang diri kita sendiri dan tuhannya. Ketika Allah menyayangi kita, kita akan dibimbing untuk mendekat kepada-Nya dengan berbagai cara hingga kita benar-benar sadar dan bertekuklutut menyerahkan diri kita kepada Allah. Disanalah dinding kesombongan dihati kita runtuh. Termasuk dengan musibah ini..
Yah, tentu saja anak kita sakit kita pun ikut serta merasakan sakitnya. Bahkan hati seorang ibu lebih terluka ketika anak terbaring, bahkan suatu ketika mungkin ia berdo'a "Rabb, timpakan saja sakit anaku ini kepadaku!!?". Begitulah orang tua yang keliru, padahal musibah yang menimpa keluarganya itu adalah satu paket ujian untuk dihadapi bersama di dunia ini. Dan berbicara tentang sihir, kita tidak bisa menjangkaunya dengan pengetahuan kedokteran atau secara anatomi biologis saja karena teknologi jin tidak bisa dijangkau oleh manusia. Bukan berarti jin itu terlalu hebat dan kuat, jin dan manusia berada di dua alam yang berbeda. Dan Allah menghendaki manusia untuk dekat kepada-Nya yang Maha Kuat agar ikut menjadi kuat dan memusnahkan kekuatan itu.
Ketika Allah menyayangi kita, menginginkan kemuliaan kepada kita, maka ia akan memberi kita Ilmu atau dikumpulkan dengan orang-orang berilmu hingga penyakit "bodoh"-nya sembuh, kesyirikannya sembuh, hatinya sembuh, ruhaninya sembuh lalu jasmaninya sembuh secara perlahan. Allahuakbar!
Sahabatku yang dicintai Allah..
Ketika seorang anak sakit, maka yang harus diruqyah secara syar'ie adalah ayah dan ibunya juga. Karena seorang anak masih terikat kepada sebab-akibat ibu bapaknya hingga usia balighnya atau hingga pernikahan pada anak wanita. Jadi ketika anak kita tertimpa musibah; dari sifatnya yang pembangkang, hyperaktive, sakit-sakitan, lemah akalnya, epilepsi, indigo, kelainan mental, depresi berat, bahkan hingga penyakit akut dan kelainan yang tidak terdeteksi dokter - maka sebenarnya yang harus diruqyah itu bukan hanya anak itu sendiri namun ayah ibunya. Tidak jarang ketika anak indigo (memiliki kemampuan indra ke-18 seperti bisa melihat penjelmaan mahluk ghaib, bisa meramal atau bahkan sering bicara sendiri seperti ada teman ghaib) diruqyah yang bereaksi itu ibu atau bapaknya.
Subhanallah walhamdulillah..
Diramadhan yang mulia ini, saya ingin memfokuskan bahasan kepada ruqyah anak HyperActive. Anak yang hyper ini tentu saja membuat rumah panas dan tidak nyaman, mungkin kita mengira itu hanya prilaku anak yang wajar saja. Tidak, demi Allah tidak. Ketika Hasan dan Husain masih kecil, mereka pernah naik kepundak Rasulullah saat beliau shalat dan setelah salam Rasulullah memegang pundaknya dan mendo'akannya (meruqyahnya). Ketika suatu ketika Rasulullah duduk di majlis bersama sahabatnya sekelompok anak bermain bola dan bola itu masuk ke majlis Rasul, Umar yang ada disitu marah dan mengambil anak itu. Dan Rasul menahannya, lalu mendo'akannya.
Selepas majlis itu bubar, seorang laki-laki mendekati Rasul dan berkata; "Ya Rasulallah, itu tadi adalah anak saya dan saya malu untuk mengakuinya". Rasul menatapnya dan berkata; "Ada benda harom apakah di tubuh anak ini?" Si bapa menunduk malu, dijalan tadi anak ini melihat bola dan menangis ingin membelinya. Saya belikan, dan uang itu sebenarnya untuk makan dia hari ini. Jadi saya ambil roti dari teman saya, dan saya akan membayarnya nanti sepulang dari majlis ini".  Nah, sahabatku.. mari kita fikirkan tentang anak kita. Apa yang akan terjadi ketika nafkah yang diberikan kepada keluarga kita itu ada harta riba dan haram didalamnya?
Pantaskah anak kita nakal, pembangkang dan hyperaktive jika ia dibesarkan dari harta Haram. Pantaskah ia menjadi anak yang menghalangi kebahagiaan malam kita seandainya ia tercipta dari seorang sperma ayah dan rahim ibu yang memiliki perjanjian dengan syaitan. Dan ketahuilah bahwa semua ilmu hitam, kesaktian instant, tenaga dalam,  kebathinan, wirid overdosis, ritual-ritual syirik (memandikan bayi diwaktu tertentu dan ritual tertentu), berurusan dengan dukun, memberi khadam penjaga dan semua hal yang berhubungan dengan jin adalah batil dan anak anda akan menjadi musibah! Ia akan terlahir dengan tangisan, tumbuh dengan nakal, besar menjadi pembangkang, dan dewasa menjadi penjahat. Ia akan menjadi malapetaka, bukan menjadi warisan yang akan beribadah kepada Allah sepeninggal kita. Semoga kita semua terhindar dari, malapetaka keluarga ini.
Alakullihal, jika hal ini sudah terlanjur terjadi. Maka kita harus segera melakukan penyembuhan dini, dimulai dari sebuah keinginan kuat untuk melakukan perombakan total dalam tatacara beribadah dan mendidik anak dari ketauladanan kita. Pengobatan beda dengan penjagaan, jika penjagaan cukup dengan do'a namun pengobatan atau pemulihan harus dengan peranaktive dan usaha aktif atau saya katakan dengan Ruqyah Aktif.
Ayat Ruqyah dimaksud adalah semua ayat dalam Al Qur'an yang mengandung kisah tentang Adzab, Nikmat, Jin dan Syaitan. Ayat Ruqyah yang cocok untuk anak-anak adalah Al Fatihah, An Nass, Ar Rahman dan surah-surah indah dalam al Qur'an yang bercerita tentan kasih sayang Allah. Namun, sangat penting untuk dicatat bahwa surah Al Fatihah, Ayat Qursi, Al Falaq dan An Nass adalah satu paket ayat Ruqyah yang bisa dipakai dalam mode instant atau belum hafal ayat lain. Adapun jika ingin sambil membaca mushaf Al Qur'annya itu juga sangat baik.
Jika tidak jelas bisa ditanyakan di comentar, atau main ke Rumah Sehat Darussifa di Jln.Lintas Timur Km. 26, Kel. Bukit Baling Rt. 03 Kec.Sekernan, Kab. Muaro Jambi.
"Ingat, Allah memberikan kegelisahan dihati kita agar kita berubah. Dan tidak ada perubahan yang nyaman, namun karena ketidaknyamanan itulah kita dituntut untuk berubah. Ingat, Allah membuatkan jasad kita sakit agar kita tahu bahwa ruhani kita sakit, hingga kita berupaya mengobatinya. Ingat, sakitnya jasad ini tidak akan kita bawa ke akhirat, namun sakitnya ruhani kita akan dibawa keakhirat dan dihisab! Dan, sungguh lebih baik Allah murka kepada kita saat kita masih hidup di Dunia, daripada disebuah masa dimana penyealan sudah tidak berguna lagi".

Rabu, 03 September 2014

Fisafat Pendidikan Nabi Ibrahim As.

Oleh Abdul Adzim Irsad
Editor Darmadi

Al-qu'an secara khusus memerintahkan orang tua agar mendidik putranya-putrinya dengan bekal agama yang cukup. harapannya, mereka kelak selamat dari sengatan api neraka yang menyala-nyala, sebagaimana firman Allah "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar, keras, dn tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperrintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.: {At-Tahrim [66]:6}
Kandungan ayat diatas bersifat universal. Semua orangtua wajib menjaga keluarganya jangan menjadi bahan api neraka. Caranya, dengan memerintahkan mereka agar menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Sebagai orangtua wajib menjadi teladan bagi putra-putrinya dalam semua aspek kehidupan, khususnya urusan shalat lima waktu. jangan sampai, orangtua menyuruh anaknya shalat berjmaah, sentara dirinya duduk manis di rumah.
Sholat adalah prioritas utama di dalam pendidikan keluarga.Keika shalatnya benar, baik, dan tepat waktu maka yakinlah semuanya akan ikut baik.
Pendidikan di bagi menjadi tiga kelompok utama.

  1. Orangtua (rumah)
  2. Masyarakat (lingkungan)
  3. Lembaga pendidikan (sekolah)
Masing-masing memiliki karakter dan dampak yang siknifikan. terkait dengan rumah dan sekolah harus mempunyai kurikulum yang jelas dan selaras.
Pendidikan Ala Nabi Ibrahim As
ada empat faktor penting yang harus diperhatikan untuk mempersiapkan anak menjadi generasi yang membawa niilai-nilai leluhur agama.

  1. Memilih Tempat (Mekah)
Lembaga pendidikan harus memiliki kriteria, antara lain: Kondusif dalam proses belajar mengajar, lingkungan yang sehat, dan pergaulan yang mendukung, manajemennya bagus dan disiplin. Juga terhindar darikontaminasi barang-barang terlarang.
  2. Motivasi Ruhani Orangtua
Masyarakat moderen paling banyak menghabiskan waktunya untuk mengikuti seminar pendidikan anak, tetapi ia lupa menjadi teladan yang baik. Orang tua sibuk mencari bekal duniawi, dengan alasan agar bisa mensekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Tetapi, makanan ruhani (spiritual) ia tinggalkan.
  3. Menyatukan Viisi dan Misi
Wanita yang hebat bukanlah bergelr sarjana, atau memiliki gaji yang tinggi. Wanita yang hebat adalah yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin hebat, ulama, ilmuwan dan intelektual Muslim yang saleh, yang memberi manfaat kepada umat. Seseorang ibu bisa mendidik dan mengantarkan anak-anaknya meraih cita-citanya, tetapi sepuluh anak yang bergelar hebat, kandng tidak bisa mengantarkan kebahagian ibunya.
  4. Demokratis dan Mnyenangkan
Didunia pendidikan, filsafat pendidikan perlu direnungi untuk menghasilkan generasi unggulan dan berkualitas.

"Orangtua Harus Membekali Anak-anaknya dengan Keimanan"


Oleh Alva Handayani
"Psikolog"
Editor Darmadi

Akhir-akhir ini sering sekali dibuat kaget disertai perasaan miris sekaligus perhatin dengan adanya pemberitaan ulang segelintir anak-anak atau kenakalan remaja. Semua seolah mencoreng wajah pendidikan kita di keluarga hingga pendidikan formal di sekolah. prilaku bangsa Indonesia yang terkenal dengan sikap ramah yang masih menjunjung sopan santun yang tinggi seolah hilang dan tertanam sikap beringas sejak dini.
persoalan yang muncul pada anak-anak atau remaja dewasa ini sudah komplek dan tidak lagi tersegmentasi pada remaja perkotaan, namun sudah merambah hingga ke desa. Masalah kenakalan remaja seperti berkelahi, merokok, atau bolos sekolah, di masa-masa sebelumnya juga sudah ada. Namun perbedaannya sekarang, tidak hanya frekuensinya bertambah, tapi intensitasnya juga makin tinggi. Mereka tidak hanya berkelahi di antara mereka sendiri, tetapi sudah berupa tauran yang menyerang kelompok lain hingga jatuh korban. Beberapa kasus penusukan dengan menggunakan senjata tajam oleh anak kepada temannya bisa menjadi pelajaran berharga. Btapa saat ini seorang anak pun sudah memiliki naluri ingin mencelakai temannya sendiri.
Tren kenakalan remaja yang makin meningkat ini membuat banyak orang tua prihatin. Sebagain mengaku bingung bahkan ada yang sudah menyatakan "angkat tangan" karena merasa sudah tidak lagi memiliki cara untuk meredam kenakalannya. Ragam metode rasanya sudah semua dilakukan dan pernah dicoba, namun tidak bisa sepenuhnya mampu menghentikannya.
Jika ditelusuri penyebabnya, memang ada faktor dalam keluarga seperti pola asuh yang salah, penanaman nilai dalam keluarga atau pengawalan orang tua sehingga anak tumbuh tidak pada jalur yang memungkinkan mereka berkembang menjadi anak atau remaja yang bahagia dan berprestasi. Faktor eksternal seperti media, teknologi dan banyaknya fasilits juga menjadi daya tarik yang luar biasa bagi remaja, yang jika kutub positif yang diambil, maka akan melejitkan wawasan dan kemampuan dalam berpikir dan berkreasi.
sebaliknya, jika kutub negatif yang lebih menarik perhatian mereka, maka damppak terburuk dari media, tidak bisa dihalangi untuk masuk dan mempengaruhi mereka.
selain itu, pola pergaulan dengan teman sebaya turut andil puala dalam mempengaruhi perilaku anak. Lingkungan yang buruk juga turut andil dan menjadi faktor penyebab seberapa dalam mereka jatuh ke kenakalan remaja. 

Berani Untuk Berbagi

Jangan pernah berfikir apa yang kita dapatkan esok dari seseorang..tapi pikirkan apa  yang esok akan kita berikan untuk seseorang yang membutuhkan…

Mainstream Gerakan

ppasihidayatullah.blogspot.com--
Gerakan utama (mainstream) Hidayatullah adalah dakwah dan pendidikan (tarbiyah). Di bidang dakwah, Hidayatullah secara kontinyu telah menyebarkan dai-dainya hingga ke daerah minoritas dan pedalaman. Selain itu Hidayatullah telah menyelenggarakan sejumlah program seperti bina akidah, Grand MBA, dan Pos MTQ.
Program bina akidah adalah program pembinaan singkat untuk masyarakat umum, terutama mereka yang tertarik berjuang menegakkan Islam bersama-sama Hidayatullah. Mereka yang selesai mengikuti program ini dipersilahkan untuk mengikuti serangkaian program pembinaan lanjutan dengan sistem halaqoh, taklim diniyah, dan marhalah.
Program Grand MBA (Gerakan Dakwah Mengajar dan Belajar Al-Qur’an) memfokuskan kegiatannya pada penerjemahan Al-Qur’an secara cepat kemudian menelaahnya melalui metoda MBA.
Bagi peserta yang selesai mengikuti program ini wajib mengajarkannya kepada orang lain minimal 10 orang dalam kurun waktu tertentu, sehingga semakin banyaklah masyarakat yang mampu membaca dan memahami Al-Qur’an. Implementasinya, di setiap lokasi dakwah didirikan Majelis Ta’lim Al-Qur’an (MTQ) di bawah bimbingan seorang mu’allim.
Sedangkan di bidang pendidikan, Hidayatullah telah memiliki tiga sekolah tinggi, yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam Luk-man al-Hakim (STAIL) di Surabaya, Jawa Timur, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STIS Hidayatullah) di Balikpapan, Kalimantan Timur, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (STIE Hidayatullah) di Depok, Jawa Barat.
Ketiga sekolah tinggi ini didirikan untuk mencetak cendikiawan Muslim yang berkualitas sekaligus sebagai dai. Di dalamnya terdapat jalur khusus kader dai dengan sistem beasiswa ikatan tugas dakwah. Setelah lulus mereka ditugaskan ke seluruh pelosok Indonesia untuk berdakwah dan memperluas jaringan dakwah Hidayatullah.
Selain sekolah tinggi, Hidayatullah juga me¬miliki Taman Pendidikan Al-Qur’an, Taman Kanak-kanak dan Play Group atau Raudhatul Athfal, Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah. Setidaknya di setiap wilayah ada satu je¬nis lembaga pendidikan tersebut.
Pendidikan di Hidayatullah menganut konsep ”integral berbasis tauhid.” Konsep ini diimplementasikan sejak Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi.
Selain itu, Hidayatullah memiliki 322 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Di samping dihuni santri, pesantren-pesantren tersebut juga ditempati para guru, pengasuh, pengelola, dan jamaah Hidayatullah yang berkeinginan menetap di sekitar Pesantren.

Karena itu, pesantren-pesantren Hidayatullah, selain berfungsi sebagai tempat mendalami ilmu agama (wajib ‘ain/di¬ni-yah) dan ilmu umum (wajib kifayah), juga berfungsi sebagai miniatur peradaban Islam.

Senin, 01 September 2014

Sekolah Tak Ada Yang Murah !

Semua jenjang pendidikan, bahkan yang masih ketegori balita macam Paud, biayanya bias sangat mencekik leher. Mau tak mau, orang tua harus banting tulang untuk memuluskan jalan sekolah anak-anaknya, dengan berbagai cara!
Diantara himpitan masalah ekonomi, malang nian nasib anak-anak yang tak bias sekolah karena masalah biaya yang tak terjangkau tangan lemah mereka. Padahal, sekolah merupakan jenjang pendidikan yang akan sangat menentukan kualitas masa depan anak-anak itu, secara ekonomi, secara social, budaya, hingga spiritual!. Maka , apa jadinya jika mereka yang tidak bias sekolah karena terjangan biaya yang tak terbayar?
Diantara mereka yang miskin itu, muncul sejumlah sosok hebat yang kini menjadi tokoh panutan,, pemuka, pengusaha, dll., di negeri ini. Mereka yang kere, tak kuat bayar biaya sekolah, berhasil menaklukan masalah-masalah itu dengan beragam cara, kiat, dan strategi, hingga mereka pun bisa sukses sekolah dalam kemiskinannya! Dan kini, mereka hidup nyamann berkat kegigihan menempuh masa sekolah yang prihatin, menyedihkan, dan sekaligus menakjubkan itu.
kalian adik2 penerus Bangsa harus rajin belajar jangan seperti ini !!
inget orang tua kita yg susah cari duit buat sekolah kita.
Pusat Pendidikan Anak Sholeh Indonesia Hidayatullah Jambi ialah lebih tepat dikatakan untuk solusi problem remaja sekarang, PPASI Memprogram pendidikan gratis untuk anak-anak yang tidak mampu dan program utama ialah :
  • Mewujudkan Generasi Bangsa Yang Berkualitas, Tangguh dan Bermutu
  • Mendidik Generasi Yang Shaleh, Cerdas dan Terampil