Rabu, 03 September 2014

Fisafat Pendidikan Nabi Ibrahim As.

Oleh Abdul Adzim Irsad
Editor Darmadi

Al-qu'an secara khusus memerintahkan orang tua agar mendidik putranya-putrinya dengan bekal agama yang cukup. harapannya, mereka kelak selamat dari sengatan api neraka yang menyala-nyala, sebagaimana firman Allah "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar, keras, dn tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperrintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.: {At-Tahrim [66]:6}
Kandungan ayat diatas bersifat universal. Semua orangtua wajib menjaga keluarganya jangan menjadi bahan api neraka. Caranya, dengan memerintahkan mereka agar menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Sebagai orangtua wajib menjadi teladan bagi putra-putrinya dalam semua aspek kehidupan, khususnya urusan shalat lima waktu. jangan sampai, orangtua menyuruh anaknya shalat berjmaah, sentara dirinya duduk manis di rumah.
Sholat adalah prioritas utama di dalam pendidikan keluarga.Keika shalatnya benar, baik, dan tepat waktu maka yakinlah semuanya akan ikut baik.
Pendidikan di bagi menjadi tiga kelompok utama.

  1. Orangtua (rumah)
  2. Masyarakat (lingkungan)
  3. Lembaga pendidikan (sekolah)
Masing-masing memiliki karakter dan dampak yang siknifikan. terkait dengan rumah dan sekolah harus mempunyai kurikulum yang jelas dan selaras.
Pendidikan Ala Nabi Ibrahim As
ada empat faktor penting yang harus diperhatikan untuk mempersiapkan anak menjadi generasi yang membawa niilai-nilai leluhur agama.

  1. Memilih Tempat (Mekah)
Lembaga pendidikan harus memiliki kriteria, antara lain: Kondusif dalam proses belajar mengajar, lingkungan yang sehat, dan pergaulan yang mendukung, manajemennya bagus dan disiplin. Juga terhindar darikontaminasi barang-barang terlarang.
  2. Motivasi Ruhani Orangtua
Masyarakat moderen paling banyak menghabiskan waktunya untuk mengikuti seminar pendidikan anak, tetapi ia lupa menjadi teladan yang baik. Orang tua sibuk mencari bekal duniawi, dengan alasan agar bisa mensekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Tetapi, makanan ruhani (spiritual) ia tinggalkan.
  3. Menyatukan Viisi dan Misi
Wanita yang hebat bukanlah bergelr sarjana, atau memiliki gaji yang tinggi. Wanita yang hebat adalah yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin hebat, ulama, ilmuwan dan intelektual Muslim yang saleh, yang memberi manfaat kepada umat. Seseorang ibu bisa mendidik dan mengantarkan anak-anaknya meraih cita-citanya, tetapi sepuluh anak yang bergelar hebat, kandng tidak bisa mengantarkan kebahagian ibunya.
  4. Demokratis dan Mnyenangkan
Didunia pendidikan, filsafat pendidikan perlu direnungi untuk menghasilkan generasi unggulan dan berkualitas.

0 komentar:

Posting Komentar